“KU
RELAKAN DIA UNTUKMU”
Malam hari...
Tak
henti-hentinya air mataku ini menetes, semakin aku mengingat semakin juga air
mata ini tak mau berhenti mengalir di pipiku yang chuby,“Kenapa??” Ujarku dalam hati sambil mengusap air mata
yang mengalir di pipi. “Mengapa harus ada kata cinta walaupun aku sendiri tak
mengerti apa arti cinta sesungguhnya, dengan siapa aku harus berbagi perasaan
ini, kepada teman satu kelasku yang sudah aku anggap sahabat,”Ohh..rasanya
tidak mungkin aku menceritakan semuanya padanya sedangkan dia juga menyukai
lelaki yang juga aku sukai, sungguh..aku tak mau melukai hati sahabatku
sendiri, apa yang harus aku lakukan Tuhan??
Jarum
jam menunjukan pukul 22:30 kemudian aku terlelap dalam tangisku, dalam tidurku
lelaki yang bernama “ADITYA” itu datang ke mimpiku dengan sejuta senyumannya
yang membuat hati ini bergetar hebat ketika melihatnya namun tak lama kemudian
lelaki itu pergi meninggalkanku dengan seorang perempuan yang tak asing lagi di
mataku. Hati yang tadinya berbunga-bunga yang menebarkan bau yang sedap kini
bunga itu telah runtuh tak karuan bagaikan pepohonan yang roboh akibat kekeringan
karena adanya sinar matahari yang begitu menyengat dan tak ada air untuk
menawar rasa panasnya matahari itu,sama halnya denganku. Aku hanya bisa melihat
langkahnya dari kejahuan dengan mencoba melawan rasa sakit di hati karena
adanya sejuta duri yang menusuk-nusuk hati ini, aku tak berdaya, pipi yang
tadinya sudah kering kini telah basah kuyup karena adanya aliran air yang deras
yang jatuh dari mataku. “Ahhh..kakak ini kenapa membangunkanku dengan cara menyiramku
apa tak ada cara lain?” Aku marah-marah sama kakakku yang bawel meskipun
tujuannya baik yaitu membangunkanku agar aku tak terlambat sekolah.”Kamu ini, kakak
sudah berteriak-teriak membangunkanmu dari tadi tapi kamunya saja yang malas
bangun, udah cepat sana ke kamar mandi, lihat itu sudah jam berapa. ”Aku sedikit
malas melirik jam dan ternyata benar, kurang
20 menit lagi bel sekolah yang tak jauh dari rumahku berbunyi. Aku segera bergegas
pergi ke kamar mandi kemudian berganti pakaian dan makan, semuanya aku lakukan
dengan terburu-buru, kebetulan aku hari ini berhalangan untuk melaksanakan
sholat akhirnya aku pamit dan mencium tangan kedua Orang tuaku untuk berangkat
sekolah.
Aku
tak menyadari kalau mataku agak sedikit membengkak akibat menangis tadi
malam,”Bodoh banget sih aku,uhh...sangat malu aku. Tadi ketika aku memasuki
kelas semua teman-temanku termasuk Aditya menertawakanku kemudian aku segera
menutupi mukaku dengan buku yang sengaja aku bawa dari sekolah.
Jam
Istirahat...
“Fanny
tunggu...! “Tiba-tiba ada yang memanggilku dari belakang dan ketika aku menoleh
ternyata benar Aditya sedang memanggilku, tak biasanya ia menyapaku terlebih
dahulu, aku mulai gugup dan kemudian menjawab,”Ohh..iya ada apa?,apa aku punya
salah? Kataku sedikit malu-malu. “Tidak..tidak,
aku hanya khawatir padamu, kamu tadi malam menangis ya sampai matamu membengkak
gitu,ada masalah ya?. “Degh...aku semakin gugup, apa arti semua ini apa ini hanya
sifat GR aku, aku kebingungan sendiri sampai-sampai Aditya menegurku,”Heyy...kok
bengong aku kan lagi nanyak, apa ada yang salah dengan pertanyaanku? “Ehh..nggak
kok, aku..aku tidak apa-apa,”kataku sambil menundukkan kepala karena malu. “Ya sudah
kalau begitu, aku boleh minta bantuan kamu gak? Ujar aditya sedikit
memelas,”Boleh,apa itu?kataku. “Ini aku nitip surat buat Virza apa kamu tidak
keberatan? “Kenapa gak kamu kasihkan sendiri,”kataku sedikit dengan wajah yang
terlihat sedang emosi.”Aku malu Fann..,please ya ? sedikit memohon. Akhirnya
hatiku luluh karena kasihan padanya aku dengan terpaksa mengambil surat yang
dipegangnya itu kemudian aku pergi tanpa sepatah katapun, dari kejahuan aku
mendengar Aditya berteriak,”Terimah kasih ya Fanny..!! Tapi aku tak
menghiraukannya dengan terus berjalan menuju kantin untuk menemui Virza karena
tadi aku tak biasanya menolak ajakan Virza pergi ke kantin, aku merasa tak enak
hati maka dari itu aku menemuinya untuk meminta maaf serta memberikan titipan
dari Aditya.
“Ehh
Fanny katanya lagi malas ke kantin ? Virza menyapaku duluan dengan senyumannya
yang manis. “Iya aku tidak enak sama kamu, tidak biasanya aku menolak ajakan
kamu,aku minta maaf ya? “kataku dengan senyuman khasku. “Tidak apa-apa kok,sini
duduk. “Iya makasih, Oh iya tadi Aditya nitip ini kepadaku katanya sih buat
kamu.”sambil menyerahkan lipatan kertas kecil itu. “Terimah kasih ya?? Aku
hanya menjawab dengan senyum kecilku saja. Ketika Virza membuka kertas kecil
itu dia terlihat bahagia kemudian dia memberitahuku bahwa isi dari surat itu
yaitu puisi cinta kemudian aku membacanya..
Teruntuk Virza Mirzana...
Saat
ku lihat dirimu...
Baru saja aku
menyadari, bahwa...
Kehadiran dirimu
membawa kedamaian dalam hatiku
Saat ku berada
dalam kegelapan, kesedihan, kepenatan serta kelelahan...
Hilang terasa
saat ku ingat senyum menghiasi wajahmu
Bunga
sakura bermekaran saat ku menatapmu
Kau
selalu hadir dalam otakku
Mengacak-acak
sensor otakku, menggetarkan, menghubungkan...
Ku ingin rasa
ini,rasa yang semakin mengendap,membeku...
Hingga
membuatku perih
Satu yang
pasti, Aku mencintaimu...
Hingga datang
kematianku...
Aditya
Tak
terasa tiba-tiba air mataku jatuh dengan sendirinya ketika aku sedang membaca
puisi itu, lagi-lagi seperti ada beribu-ribu jarum yang nancap di hatiku, aku segera
mengusap air mataku sebelum Virza melihatku menangis. “Ini suratnya,”kataku
sedikit cuek sambil memberikan lipatan kertas itu kepada Virza. “Fann kamu mau
gak bantu aku membuat puisi untuk Aditya?,”Hatiku semakin sakit, ingin sekali
aku berkata “tidak” namun aku sadar Virza adalah sahabatku akhirnya aku
terpaksa membuatkannya puisi untuknya.”Ya sudah esok hari aku kasihkan ke kamu
puisinya.”Terimah kasih ya kamu memang sahabatku yang paling baik, cantik, dan
pengertian banget.”Udah ah...gak usah lebay gitu.
Bel
masuk berbunyi, saat ini jam pelajaran terakhir, yaitu pelajaran Bahasa
indonesia kesukaanku, namun aku tak bisa berkonsentrasi untuk mendengarkan
penjelasan dari P.Anton guru Bahasa indonesiaku. Di pikiranku hanya ada rasa
takut, takut jika Virza dan Aditya menjadi pasangan kekasih, lengkap sudah
penderitaanku jika memang itu benar-benar terjadi.
Sepulang
sekolah..
“Assalamu’alaikum ibu, aku
pulang,”sedikit lemas aku menghampiri ibuku yang sedang membaca majalah di
ruang belakang dan kemudian mencium tangannya.”Wa’alaikumsalam, kenapa wajahmu
pucat gitu, kamu sakit?.”gak kok bu aku lagi kecapekan saja, aku ke kamar
ya?.”bergegas ke kamarnya kemudian aku menangis sejadi-jadinya. “Tidak, aku
tidak boleh lemah hanya karena dia, aku harus Move on. Akan ku relakan dia hanya untuk sahabatku, aku tak mau
menghianatinya dan aku juga gak mau jika persahabatanku dengannya hancur hanya
karena masalah yang tak berarti itu, Ok! Aku akan putuskan untuk melupakannya.
Kemudian aku sesegera mungkin menju meja belajarku dan mengambil secarik kertas
diaryku dan ku tulis sebuah puisi di
atasnya dengan tetesan air mata..
Teruntuk Aditya
Hati
ini seakan bergetar dan tumbuh berbagai macam jenis bunga.
. Cinta yang membuat
hari-hariku ceria tak seperti biasanya
Enggan hati ini
untuk lari dari perasaan yang kupunya
Perasaan yang
membuat diri ini gundah
Semua terjawab
sudah penantianku yang dulu terpendam
Tak
kuasa hati ini menolak kejujuran hatimu
Yang sesungguhnya aku juga
mencintaimu..
Ijinkan
aku untuk tetap menjaga perasaan ini
Terimah
kasih atas kejujuran hatimu...
Virza
Mirzana
Aku
melipatnya, kutaruh lipatan kertas itu di tasku dengan perasaan yang tak
menentu, kemudian aku bergegas ke kamar mandi sesegera mungkin untuk
menyegarkan tubuh dan megharumkannya. Ku rebahkan sebentar tubuhku di atas
kasur yang empuk setelah itu aku menuju ke meja belajar untuk mengerjakan PR
fisika yang susahnya minta ampun. Tapi atas ada kemauan akhirnya PR sesulit
apapun aku bisa mengerjakannya.”Kamu gak makan dulu,? “pintu kamar tiba-tiba
terkuak dan ibu membubarkan lamunanku. “Tidak bu, Fanny sudah makan tadi
sepulang sekolah bareng teman Fanny.”Ya sudah kamu istirahat saja, tampaknya
kamu sedang capek sekali hari ini, ibu keluar dulu. “Iya,”kataku sedikit malas.
Setelah Pelajaran
Penjas...
Ini puisinya,! Ku berikan puisi yang
ku buat kemarin kepada Virza sahabatku kemudian ia membacanya dengan penuh
senyuman. “Terimah kasih ya Fann ?? katanya sambil memelukku. Virza memintaku
untuk memberikan surat itu kepada Aditya, sebagai sahabat yang baik, aku pun
menurutinya.
“Aditt..! Aku
memanggilnya ketika dia sedang berjalan hendak ke perpustakaan bersama
temannya. “Iya ada apa,? “Ini surat dari Virza, aku permisi dulu mau ganti
pakaian, “Kataku mau beranjak pergi, “Tunggu, Sebelumnya aku minta maaf sudah
ngerepotin kamu dan aku juga mengucapkan terimah kasih, agar aku gak ngerepoti
kamu lagi, aku boleh dong minta nomer ponselnya Virza ?. Hatiku sakit sekali
mendengar ucapan dia, ingin sekali aku berlari pergi meninggalkan lelaki ini,
namun dengan terpaksa aku memberinya.
Di rumah
Virza...
Karena bujukan dari Virza aku mau menginap di rumah dia untuk
menemaninya karena orang tua Virza sedang ke luar kota untuk menyelesaikan
pekerjaannya, kebetulan esok hari minggu. Maklum Virza adalah anak yang
terlahir manja dan ia merupakan anak satu-satunya. “Tiitt...tiitt,...tiitt...tiitt”
Tanpa sepengetahuan Virza aku membuka Message
yang ada di ponsel Virza karena kebetulan Virza sedang mandi dan ternyata
isi pesan itu dari Aditya.
“Mt mlm
sobat..!,Skrang ada waktu gak.kalau ada, kencan yuk?? Terserah dahh situ yg
nentuin tempat. Aditya.
Sakit di hati
datang kembali, aku tertegun dan gak nyangka Aditya nekad gitu. Hampir saja aku
menangis tapi untungnya Virza segera membangunkanku dari sakit hati ini.
“Fann...Ada Message ya ?? Tanyanya
kepadaku. “Iya nihh ! Ku sodorkan ponselnya ke Virza.
“Fann...kamu
sudah baca kan ini pesan dari siapa, Aditya Fann, dia mengajakku kencan, aku
harus jawab apa.? Berloncat-loncat layaknya orang kesurupan, maklumlah Virza
mengagumi Aditya sejak ia kelas 1 SMA. “Iya kalau kamu mau, ya temui aja dia.
“kataku dengan malas. Tanpa berpikir lagi Virza langsung berdandan secantik
mungkin untuk menemui pujaan hatinya, kemudian dia meninggalkanku seorang diri
di rumah yang bukan milikku.
Mungkin aku memang bukan untuk
dirinya, mungkin juga aku belum saatnya untuk mengenal cinta lebih dalam.
Aditya adalah My first love, akankah
bisa aku melupakannya, menghapus ia dari pikiranku, sedangkan dia adalah teman
satu kelasku,”Akhhh...ingin rasanya aku pindah sekolah dan melupakan semua
cerita cinta di sekolah itu, tapi itu tidak mungkin di ijinkan oleh orang
tuaku, jadi yang harus aku lakukan adalah berusaha untuk menghapus dia dari
hatiku ini.
“Tokk..tokk..Fanny, aku pulang
??”mengetuk pintu dengan keras. Aku segera bangkit menuju pintu. “Virza kamu
tau gak sihh ini jam berapa, aku sendirian di rumah yang bukan milikku, andai
aku tau kamu akan meninggalkanku, aku gak akan mau menginap di sini.”Aku
marah-marah sama Virza karena merasa tak di hargai karena seharusnya aku
sebagai tamu ia tak akan meninggalkanku. “Fann..aku minta maaf, aku tadi ketika
On the way sepeda Aditya macet, jadi
aku dan dia masih mencari bengkel untuk membenahinya.”Memelas meminta maaf
terhadapku sambil memegang tanganku. Aku langsung masuk ke kamar dan kemudian
tertidur.
Esok harinya...
“Fann..kamu masih marah sama aku ?.”Gak
kok, seharusnya aku ngertiin kamu, aku kan juga gak berhak ngelarang-larang
kamu, itu kan udah hak kamu.”Kataku sambil menundukkan kepala. “Gak kok Fann,
seharusnya aku berterimah kasih sama kamu karena kamu udah khawatirin aku,
Fann..aku sudah jadian sama Aditya,! Lapornya dia kepadaku sambil menunjukkan
senyumannya yang khas.
“Oh,,ya ???
“Kataku, denagn menahan rasa sakit yang kesekian kalinya. “Ya fann, makasih ya
ini berkat kamu yang telah membantu dan mendukungku. “Aku hanya membalasnya
dengan senyuman yang sedikit terpaksa.
Akhirnya semua yang aku takutin kini
telah terjadi, aku igin menjerit sekuat tenagaku untuk menghilangkan rasa
kesakitan ini. Namun demi sahabatku dan asal mereka bahagia, aku rela
melepaskan serta melupakan Aditya dari kehidupanku.
Di sekolah...
“Adit tunggu..! Panggilku dengan berlari
menuju adit yang sedang berjalan hendak ke kelas.”Ada apa ? ujarnya. “Please ya kamu jaga sahabatku Virza
baik-baik jangan kamu sakiti atau khianati dia, semoga kalian langgeng.”Kataku
sambil mengeluarka air mata. “Kenapa kamu menangis, aku pasti menjaga Sahabatmu
Virza karena aku juga sangat menyayanginya sama sepertimu. Adit Andai kamu tau
aku itu bukan menangis karena Virza tapi aku menangis karena tak kuasa
mengucapkan kata-kata ini, mungkin kamu memang bukan untukku.”kataku dalam
hati.
“Udah Fann kamu
jangan nangis, kamu akan aku anggap sahabatku jua sama seperti Virza yang juga
menganggapmu demikian, dan kita akan menjadi sahabat sejati sampai Tuhan
memisahkan hubungan persahabatan di antara kita. Kemudian Aditya memelukku dan
mengusap air mata yang mengalir di pipiku. Aku semakin menangis tersedu-sedu.
Satu Tahun
Kemudian..
Setelah aku lulus dan mendapatkan
nilai yang memuaskan, aku memutuskan untuk meneruskan di Universitas luar
negeri. Aku ceritakan semua keinginanku kepada kedua orang tuaku, alhasil kedua
orang tuaku mengijinkanku dan akan berusaha membiayaiku sampai aku dapat meraih
mimpiku, selain itu aku ke luar negeri juga ingin melupakan semua
kenang-kenangan yang menyakitkan di sekolah SMA ku saat ini. Aku belum menceritakan
semua keinginanku kepada Virza sahabatku, aku tidak tahu ia akan menyetujuiku
ataukah melarangku, tapi yang jelas apapun itu keputusanku tak akan ada yang
bisa merubahnya.
Perpisahan sudah terlaksanakan, ku
habiskan waktu hari ini dengan Virza dan Aditya
karena esok hari aku aku berangkat ke luar negeri bersama kakak
kesayanganku. Ku curahkan semua keinginanku pada kesempatan ini pada mereka,
awalnya mereka menolak mentah-mentah keputusanku saat ini, namun apa daya,
mereka juga tak bisa melarangku, karena aku gak mau di bayang-bayangi oleh
sesosok orang yang pernah hadir di hidup aku namun tak bisa aku miliki. Virza
langsung memelukku dengan berderai air mata setelah aku mengucapkan salam
perpisahan, begitupun dengan Aditya yang sedari tadi hanya terdiam karna tak
kuasa menahan kesedihan karna kehilangan sesosok sahabat yang sangat berarti
baginya.
SELESAI